Stroke bukanlah akhir dari segalanya, seorang kakek
di Inggris bertekad agar tetap dapat berkomunikasi dengan orang-orang di
sekitarnya meski tidak lagi bisa bicara dan geraknya terbatas. Berkat bantuan
sarung tangan 'ajaib', sang kakek mampu 'berbicara' lagi.
Sekitar dua tahun lalu, William Board yang berusia 73 tahun divonis mengalami stroke yang mengharuskannya duduk di kursi roda sepanjang hari tanpa dapat berkomunikasi. Board lalu menggunakan sebuah sarung tangan canggih yang membantunya kembali dapat berkomunikasi dengan cara menggerakkan jari-jarinya.
Sarung tangan tersebut dinamakan Emdad yang bekerja dengan cara mengkonversi gerakan sederhana pada jari menjadi gerakan yang dapat mengendalikan sistem komputer hingga mengeluarkan kata-kata atau perintah yang telah direkam sebelumnya.
Broad telah belajar bagaimana mengartikulasikan 20 kata dan frase yang berbeda menggunakan sarung tangan tersebut. Tujuannya adalah agar dirinya dapat memberitahu keluarganya ketika sedang lapar, haus, kedinginan, menanyakan jam, serta mengucapkan terima kasih. Dengan latihan intensif, Broad dapat mengekspresikan 1.000 jenis kata dan perintah.
"Sarung tangan ini benar-benar benyak membantu ayah dan keluarga kami. Ayah adalah seorang sosok yang cerdas dan dirinya akan merasa sangat frustasi jika tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya," kata Keeley Bellamy (41), putri Broad.
Bellamy sangat terkesan dan berterima kasih terhadap penemuan kelompok ilmuwan yang berhasil menciptakan alat komunikasi sederhana yang tampak seperti sarung tangan kulit biasa. Sarung tangan tersebut telah banyak membantu Broad dalam mengutarakan kata-kata dan harapannya akan lebih banyak lagi pasien stroke yang dapat merasakan keuntungan sarung tangan ini.
Sarung tangan tersebut merupakan hasil karya dua mahasiswa dari University of Sheffield, Vinoth Gurasamy dan Kalhana Colombage. Berat sarung tangan tersebut sekitar 100 gram, memiliki daya tahan baterai hingga satu minggu, dan memerlukan biaya sekitar 700 poundsterling.
"Sebelumnya telah tersedia perangkat dengan manfaat serupa, tetapi lebih berat dan lebih mahal. Perangkat layar dengan spesifikasi lebih dari 1.000 kata atau perintah dengan daya tahan baterai satu hari saja biasanya seharga 2.000 poundsterling," kata Colombage, seperti dilansir Daily Mail, Selasa (20/11/2012).
Sarung tangan tersebut menyatu ke pakaian penggunanya dan tidak seperti perangkat dengan layar, pasien tidak perlu membalik halaman demi halaman pada layar untuk menemukan kata yang tepat. Inspirasi pembuatan sarung tangan ini datang ketika Colombage dan Vinoth melihat seorang gadis berusia 8 tahun yang mengalami kesulitan berkomunikasi.
Selama enam bulan terakhir, Colombage dan Vinoth telah bekerja sama dengan Broad untuk membantunya mengekspresikan ungkapan-ungkapan seperti 'nama saya William Broad' atau 'jam berapa sekarang?'. Pasien stroke atau orang yang mengalami kesulitan berkomunikasi diharapkan dapat terbantu oleh penggunaan sarung tangan ini.
Sekitar dua tahun lalu, William Board yang berusia 73 tahun divonis mengalami stroke yang mengharuskannya duduk di kursi roda sepanjang hari tanpa dapat berkomunikasi. Board lalu menggunakan sebuah sarung tangan canggih yang membantunya kembali dapat berkomunikasi dengan cara menggerakkan jari-jarinya.
Sarung tangan tersebut dinamakan Emdad yang bekerja dengan cara mengkonversi gerakan sederhana pada jari menjadi gerakan yang dapat mengendalikan sistem komputer hingga mengeluarkan kata-kata atau perintah yang telah direkam sebelumnya.
Broad telah belajar bagaimana mengartikulasikan 20 kata dan frase yang berbeda menggunakan sarung tangan tersebut. Tujuannya adalah agar dirinya dapat memberitahu keluarganya ketika sedang lapar, haus, kedinginan, menanyakan jam, serta mengucapkan terima kasih. Dengan latihan intensif, Broad dapat mengekspresikan 1.000 jenis kata dan perintah.
"Sarung tangan ini benar-benar benyak membantu ayah dan keluarga kami. Ayah adalah seorang sosok yang cerdas dan dirinya akan merasa sangat frustasi jika tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya," kata Keeley Bellamy (41), putri Broad.
Bellamy sangat terkesan dan berterima kasih terhadap penemuan kelompok ilmuwan yang berhasil menciptakan alat komunikasi sederhana yang tampak seperti sarung tangan kulit biasa. Sarung tangan tersebut telah banyak membantu Broad dalam mengutarakan kata-kata dan harapannya akan lebih banyak lagi pasien stroke yang dapat merasakan keuntungan sarung tangan ini.
Sarung tangan tersebut merupakan hasil karya dua mahasiswa dari University of Sheffield, Vinoth Gurasamy dan Kalhana Colombage. Berat sarung tangan tersebut sekitar 100 gram, memiliki daya tahan baterai hingga satu minggu, dan memerlukan biaya sekitar 700 poundsterling.
"Sebelumnya telah tersedia perangkat dengan manfaat serupa, tetapi lebih berat dan lebih mahal. Perangkat layar dengan spesifikasi lebih dari 1.000 kata atau perintah dengan daya tahan baterai satu hari saja biasanya seharga 2.000 poundsterling," kata Colombage, seperti dilansir Daily Mail, Selasa (20/11/2012).
Sarung tangan tersebut menyatu ke pakaian penggunanya dan tidak seperti perangkat dengan layar, pasien tidak perlu membalik halaman demi halaman pada layar untuk menemukan kata yang tepat. Inspirasi pembuatan sarung tangan ini datang ketika Colombage dan Vinoth melihat seorang gadis berusia 8 tahun yang mengalami kesulitan berkomunikasi.
Selama enam bulan terakhir, Colombage dan Vinoth telah bekerja sama dengan Broad untuk membantunya mengekspresikan ungkapan-ungkapan seperti 'nama saya William Broad' atau 'jam berapa sekarang?'. Pasien stroke atau orang yang mengalami kesulitan berkomunikasi diharapkan dapat terbantu oleh penggunaan sarung tangan ini.