Pilot Palsu Sukses "Numpang" di Kokpit



Seorang pengangguran asal Italia yang mengenakan seragam pilot berhasil naik ke dalam pesawat terbang dan menumpang di dalam kokpit, demikian disampaikan polisi Italia.

Pria berusia 32 tahun itu kemudian ditahan di Bandara Caselle, Turin, karena polisi curiga dia mengenakan tanda pengenal palsu, sebuah topi dan seragam, untuk menipu kru pesawat.

Dengan dandanan seperti itu, sang pilot palsu bisa menumpang gratis di dalam kokpit penerbangan maskapai Air Dolomiti dari Muenchen, Jerman, menuju Turin pada April lalu.

Beruntung dalam penerbangan itu hanya kedua pilot Air Dolomiti yang mengendalikan pesawat, sementara si pilot palsu hanya duduk manis sepanjang penerbangan.

Polisi baru sebulan kemudian menangkap si pilot palsu itu setelah menerima laporan.

Polisi mengatakan, laki-laki itu dalam profil Facebooknya mengaku sebagai seorang pilot pesawat komersial yang mendapat promosi hingga pangkat kapten dalam usia yang masih sangat muda.

Dalam pernyataan resminya, polisi mengatakan bahwa penangkapan si pilot palsu dilakukan karena dia dianggap membahayakan keselamatan penerbangan.

"Paling tidak dalam satu kasus di tahun 2012, dia mengaku sebagai pilot maskapai asing; dan dengan menggunakan nama palsu, dia berhasil ikut terbang menjadi pilot ketiga," kata pernyataan polisi.

Polisi menambahkan bahwa setelah melakukan pemeriksaan, pria itu kemudian membawa polisi ke sebuah gudang. Di sana mereka menemukan pakaian putih lengkap dengan tanda pangkat, celana panjang, dan jaket yang biasa dikenakan para pilot.

Sementara itu, pihak Air Dolomiti, yang adalah anak perusahaan maskapai Jerman, Lufthansa, mengatakan telah mengetahui permasalahan ini.

"Kami mengetahui kasus ini," kata juru bicara Lufthansa, Christoph Meier, tanpa memberikan rincian.

Namun, Meier menandaskan tak seorang pun termasuk kru bisa terbang dengan maskapai tersebut tanpa memiliki tiket. Ini berarti kemungkinan pria Italia itu memang membeli tiket.

Jadi setidaknya pilot palsu ini tidak menumpang gratis ke Italia.

Comments
0 Comments