Ini pelajaran bagi pejabat
pemerintah yang tidak memiliki empati. Kemarin (21/9) Tiongkok memecat Yang
Dacai, pemimpin Biro Keselamatan Kerja Provinsi Shaanxi, gara-gara tersenyum
lebar di lokasi kecelakaan maut bulan lalu. Selama ini pejabat 55 tahun itu
juga dikenal suka memamerkan kemewahan.
Kami mencopot dia (Yang) dari jabatannya karena gemar tersenyum dan tertawa saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, terang Komite Disiplin Partai Komunis Tiongkok dalam pernyataan resminya. Dalam foto yang belakangan beredar luas melalui media online, Yang tampak menyeringai di hadapan beberapa pegawainya. Padahal, saat itu mereka sedang menangani kecelakaan maut.
Sedikitnya 36 orang tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sebuah bus penumpang dan truk tangki berisi metanol bulan lalu. Dalam kecelakaan itu, badan bus dan truk sama-sama hangus terbakar. Sebagian besar korban juga tewas terpanggang. Saat meninjau lokasi kecelakaan, Yang tidak tampak berduka. Dia bahkan tertawa lebar saat berbincang dengan anak buahnya di lokasi kecelakaan.
Selain gambar diam yang merekam reaksi tidak layak Yang tersebut, Komite Disiplin Shaanxi menyebut gaya hidup mewah sebagai salah satu alasan pemecatan. Surat kabar China Daily melaporkan bahwa pejabat berkacamata itu pernah memakai sebelas arloji branded. Lima di antaranya, konon, berharga lebih dari 300.000 yuan atau sekitar Rp 454 juta.
Melalui situs microblogging Tiongkok, Yang membela diri. Dia mengatakan bahwa foto yang memperlihatkannya tertawa di lokasi bencana itu hanyalah kebetulan. Saat itu saya sedang berusaha menenangkan anak buah saya. Dan, mungkin saya menjadi terlalu rileks dan itulah yang lantas tertangkap kamera, ungkapnya. Sementara itu, mengenai jam tangan mewah, dia mengaku membelinya dengan uang pribadi.
Kami mencopot dia (Yang) dari jabatannya karena gemar tersenyum dan tertawa saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, terang Komite Disiplin Partai Komunis Tiongkok dalam pernyataan resminya. Dalam foto yang belakangan beredar luas melalui media online, Yang tampak menyeringai di hadapan beberapa pegawainya. Padahal, saat itu mereka sedang menangani kecelakaan maut.
Sedikitnya 36 orang tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sebuah bus penumpang dan truk tangki berisi metanol bulan lalu. Dalam kecelakaan itu, badan bus dan truk sama-sama hangus terbakar. Sebagian besar korban juga tewas terpanggang. Saat meninjau lokasi kecelakaan, Yang tidak tampak berduka. Dia bahkan tertawa lebar saat berbincang dengan anak buahnya di lokasi kecelakaan.
Selain gambar diam yang merekam reaksi tidak layak Yang tersebut, Komite Disiplin Shaanxi menyebut gaya hidup mewah sebagai salah satu alasan pemecatan. Surat kabar China Daily melaporkan bahwa pejabat berkacamata itu pernah memakai sebelas arloji branded. Lima di antaranya, konon, berharga lebih dari 300.000 yuan atau sekitar Rp 454 juta.
Melalui situs microblogging Tiongkok, Yang membela diri. Dia mengatakan bahwa foto yang memperlihatkannya tertawa di lokasi bencana itu hanyalah kebetulan. Saat itu saya sedang berusaha menenangkan anak buah saya. Dan, mungkin saya menjadi terlalu rileks dan itulah yang lantas tertangkap kamera, ungkapnya. Sementara itu, mengenai jam tangan mewah, dia mengaku membelinya dengan uang pribadi.