Ada
pemandangan yang tidak biasa di festival yang diselenggarakan di sebuah kuil di
Nanchang, Provinsi Jiangxi, China. Bagaimana tidak, sejumlah pengemis yang
kerap berkeliaran terlihat ditempatkan dalam sebuah kandang layaknya hewan
peliharaan.
Pihak penyelenggara festival tersebut mengatakan, ditempatkannya para pengemis itu dikandang bertujuan agar para pengunjung tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
"Tahun ini kami memutuskan untuk tidak menerima para pengemis yang berkeliaran dimana-mana, menyedihkan dan merusak pemandangan bagi para pengunjung," ujar pihak penyelenggara, seperti dikutipOrange, Kamis (20/9/2012)
"Para pengemis pun cukup nyaman di kandang mereka sementara para pengunjung memberi mereka makan dan minum. Mereka bisa pergi kapan saja mereka mau, namun mereka diwajibkan meninggalkan kota ini bila mereka ingin pergi. Pastinya mereka tidak bisa berkeliaran di festival ini," imbuh pihak penyelenggara.
Festival seperti itu umumnya kerap diselenggarakan untuk merayakan hari besar keagamaan. Umumnya festival diikuti dengan pasar malam yang menarik minat banyak pengunjung, baik warga lokal maupun turis asing.
Sontak tindakan pihak penyelenggara festival ini mengundang kemarahan para aktivis hak asasi manusia di China. Mereka menyebut hal tersebut sebagai kebun binatang manusia.
"Mereka memperlakukan para pengemis itu layaknya di kebun binatang. Apa yang selanjutnya akan mereka lakukan, menjadikan cara makan mereka seperti layaknya sebuah pertunjukkan?," ujar juru bicara dari sebuah organisasi kemanusiaan.
Pihak penyelenggara festival tersebut mengatakan, ditempatkannya para pengemis itu dikandang bertujuan agar para pengunjung tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
"Tahun ini kami memutuskan untuk tidak menerima para pengemis yang berkeliaran dimana-mana, menyedihkan dan merusak pemandangan bagi para pengunjung," ujar pihak penyelenggara, seperti dikutipOrange, Kamis (20/9/2012)
"Para pengemis pun cukup nyaman di kandang mereka sementara para pengunjung memberi mereka makan dan minum. Mereka bisa pergi kapan saja mereka mau, namun mereka diwajibkan meninggalkan kota ini bila mereka ingin pergi. Pastinya mereka tidak bisa berkeliaran di festival ini," imbuh pihak penyelenggara.
Festival seperti itu umumnya kerap diselenggarakan untuk merayakan hari besar keagamaan. Umumnya festival diikuti dengan pasar malam yang menarik minat banyak pengunjung, baik warga lokal maupun turis asing.
Sontak tindakan pihak penyelenggara festival ini mengundang kemarahan para aktivis hak asasi manusia di China. Mereka menyebut hal tersebut sebagai kebun binatang manusia.
"Mereka memperlakukan para pengemis itu layaknya di kebun binatang. Apa yang selanjutnya akan mereka lakukan, menjadikan cara makan mereka seperti layaknya sebuah pertunjukkan?," ujar juru bicara dari sebuah organisasi kemanusiaan.