Ilmuwan
NASA berhasil menemukan galaksi tertua di semesta. Umur dari galaksi itu diperkirakan
mencapai 13,7 miliar tahun dan terbentuk hanya 200 juta tahun setelah Big Bang.
Galaksi tersebut oleh NASA diberi nama indentifikasi MACS J1149 2223.
Galaksi ini, menurut informasi CBS (19/09), ditemukan dengan bantuan Teleskop Hubble dan Spitzer. MACS J1149 2223 menjadi galaxi terjauh yang pernah dua teleskop angkasa itu deteksi. Eksistensi galaksi ini berhasil dideteksi dengan teknik mikro gravitasi. Teknik ini juga digunakan untuk deteksi materi gelap ataupun bintang-bintang yang jauh dan redup.
Menurut ilmuwan NASA, galaksi tertua ini terbentuk pada periode yang disebut masa reionisasi, 150-800 juta tahun lalu. Pada masa ini, ultraviolet mengionisasi kabut atom hidrogen menjadi proton dan elektron yang membentuknya.
Penemuan ini memang hanya menunjukkan penemuan satu buah galaksi. Namun, penemuan ini bisa menjadi gambaran aktivitas semesta pada periode pembentukan galaksi yang dimaksud. Penemuan ini memberi kita petunjuk penting akan proses pembentukan bintang dan galaksi pada masa 300-500 juta tahun setelah Big Bang.
Ilmuwan NASA masih belum mengetahui asal radiasi ultraviolet pada masa reionisasi. Menurut mereka karena penemuannya dibuat hanya dengan mengobservasi sebagian kecil dari semesta, masih ada banyak galaksi lain yang terbentuk pada masa yang sama.
Galaksi ini, menurut informasi CBS (19/09), ditemukan dengan bantuan Teleskop Hubble dan Spitzer. MACS J1149 2223 menjadi galaxi terjauh yang pernah dua teleskop angkasa itu deteksi. Eksistensi galaksi ini berhasil dideteksi dengan teknik mikro gravitasi. Teknik ini juga digunakan untuk deteksi materi gelap ataupun bintang-bintang yang jauh dan redup.
Menurut ilmuwan NASA, galaksi tertua ini terbentuk pada periode yang disebut masa reionisasi, 150-800 juta tahun lalu. Pada masa ini, ultraviolet mengionisasi kabut atom hidrogen menjadi proton dan elektron yang membentuknya.
Penemuan ini memang hanya menunjukkan penemuan satu buah galaksi. Namun, penemuan ini bisa menjadi gambaran aktivitas semesta pada periode pembentukan galaksi yang dimaksud. Penemuan ini memberi kita petunjuk penting akan proses pembentukan bintang dan galaksi pada masa 300-500 juta tahun setelah Big Bang.
Ilmuwan NASA masih belum mengetahui asal radiasi ultraviolet pada masa reionisasi. Menurut mereka karena penemuannya dibuat hanya dengan mengobservasi sebagian kecil dari semesta, masih ada banyak galaksi lain yang terbentuk pada masa yang sama.