Siapa bilang negara maju
selalu memiliki layanan kesehatan yang berkualitas untuk pasiennya. Nyatanya,
ada rumah sakit di Inggris yang menelantarkan pasien dan membiarkannya mati
kelaparan. Tak tanggung-tanggung, ada 38 pasien yang menjadi korban.
Borok ini terkuak lewat sebuah laporan atas inspeksi mendadak terhadap 100 rumah sakit di Inggris. Ada 2 rumah sakit yang dikritik habis-habisan karena tidak becus dalam menangani pasiennya, yaitu Alexandra Hospital di Redditch dan Sandwell General Hospital di West Bromwich.
Hasil statistik menunjukkan bahwa angka kematian di rumah sakit yang dikelola oleh Worcestershire NHS Trust 10 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional tahun 2010 - 2011. Artinya, ada 239 kasus kematian lebih banyak dari yang diharapkan.
Alexandra Hospital merupakan salah satu rumah sakit yang dikelola Worcestershire dan mendapat peringkat paling buruk. Beberapa keluarga pasien yang menjadi korban lantas mengadukan kasus yang dialami pasien kepada Departemen Kesehatan Inggris.
Pihak rumah sakit pun diminta membayar ganti rugi sebesar 410 ribu poundstarling atau sekitar Rp 6,38 miliar atas 38 kasus tersebut. Di antara para pasien, ada 5 orang yang masih hidup, sedangkan sisanya sudah meninggal sehingga ganti rugi diberikan kepada kerabatnya.
Ganti rugi terbesar yang diberikan adalah sebanyak 22.500 poundsterling atau sekitar Rp 350 juta. Sebagian besar ganti rugi yang diberikan adalah sebesar 10.000 poundsterling atau sekitar Rp 156 juta per pasien.
"Kegagalan perawatan yang kami temukan mengerikan, pasien yang rentan dibiarkan kelaparan dan haus dengan minuman yang diletakkan jauh dari jangkauan, orang yang berteriak diabaikan dan dibiarkan duduk di atas kotorannya sendiri oleh perawatnya," kata salah seorang pengacara pasien, Emma Jones.
Kasus yang mengerikan ini terjadi bertahun-tahun, dari tahun 2002 sampai 2011. Salah satu kasus paling parah adalah membiarkan pria berusia 84 tahun mati kelaparan setelah dirawat di rumah sakit selama 2 bulan. Ada juga keluarga pasien yang menceritakan bagaimana pasien dibiarkan kelaparan karena suster meletakkan nampan makanan jauh di luar jangkauan tangannya.
Seorang anak mantan pasien menceritakan bagaimana ibunya meninggal setelah tidak dimandikan selama 11 minggu dan diberi obat-obatan keras sampai tidak bisa bicara. Keluarga seorang pasien pria berumur 35 tahun juga menceritakan perawatnya tidak tahu cara memberi makanan lewat tabung makan.
Ada juga seorang pensiunan yang dibiarkan berteriak kesakitan saat tulang rusuknya patah karena terjatuh. Seorang puteri pasien menceritakan bagaimana ayahnya dibiarkan kelaparan karena perawat seenaknya mengambil makanan yang belum selesai dimakan. Ada juga seorang nenek yang jadi lumpuh permanen karena dokter gagal mendeteksi adanya patah tulang pinggul.
"Saya muak dan terkejut membaca laporan apa yang terjadi pada pasien dan keluarganya. Saya tahu bahwa sebagian besar staf Departemen Kesehatan Inggris, termasuk banyak yang di Rumah Sakit Alexandra, akan terkejut mendengar kisah-kisah ini. Saya ingin mendukung mereka untuk memastikan kejadian mengerikan ini tidak terulang," kata Jeremy Hunt, Sekretaris Departemen Kesehatan Inggris.
Borok ini terkuak lewat sebuah laporan atas inspeksi mendadak terhadap 100 rumah sakit di Inggris. Ada 2 rumah sakit yang dikritik habis-habisan karena tidak becus dalam menangani pasiennya, yaitu Alexandra Hospital di Redditch dan Sandwell General Hospital di West Bromwich.
Hasil statistik menunjukkan bahwa angka kematian di rumah sakit yang dikelola oleh Worcestershire NHS Trust 10 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional tahun 2010 - 2011. Artinya, ada 239 kasus kematian lebih banyak dari yang diharapkan.
Alexandra Hospital merupakan salah satu rumah sakit yang dikelola Worcestershire dan mendapat peringkat paling buruk. Beberapa keluarga pasien yang menjadi korban lantas mengadukan kasus yang dialami pasien kepada Departemen Kesehatan Inggris.
Pihak rumah sakit pun diminta membayar ganti rugi sebesar 410 ribu poundstarling atau sekitar Rp 6,38 miliar atas 38 kasus tersebut. Di antara para pasien, ada 5 orang yang masih hidup, sedangkan sisanya sudah meninggal sehingga ganti rugi diberikan kepada kerabatnya.
Ganti rugi terbesar yang diberikan adalah sebanyak 22.500 poundsterling atau sekitar Rp 350 juta. Sebagian besar ganti rugi yang diberikan adalah sebesar 10.000 poundsterling atau sekitar Rp 156 juta per pasien.
"Kegagalan perawatan yang kami temukan mengerikan, pasien yang rentan dibiarkan kelaparan dan haus dengan minuman yang diletakkan jauh dari jangkauan, orang yang berteriak diabaikan dan dibiarkan duduk di atas kotorannya sendiri oleh perawatnya," kata salah seorang pengacara pasien, Emma Jones.
Kasus yang mengerikan ini terjadi bertahun-tahun, dari tahun 2002 sampai 2011. Salah satu kasus paling parah adalah membiarkan pria berusia 84 tahun mati kelaparan setelah dirawat di rumah sakit selama 2 bulan. Ada juga keluarga pasien yang menceritakan bagaimana pasien dibiarkan kelaparan karena suster meletakkan nampan makanan jauh di luar jangkauan tangannya.
Seorang anak mantan pasien menceritakan bagaimana ibunya meninggal setelah tidak dimandikan selama 11 minggu dan diberi obat-obatan keras sampai tidak bisa bicara. Keluarga seorang pasien pria berumur 35 tahun juga menceritakan perawatnya tidak tahu cara memberi makanan lewat tabung makan.
Ada juga seorang pensiunan yang dibiarkan berteriak kesakitan saat tulang rusuknya patah karena terjatuh. Seorang puteri pasien menceritakan bagaimana ayahnya dibiarkan kelaparan karena perawat seenaknya mengambil makanan yang belum selesai dimakan. Ada juga seorang nenek yang jadi lumpuh permanen karena dokter gagal mendeteksi adanya patah tulang pinggul.
"Saya muak dan terkejut membaca laporan apa yang terjadi pada pasien dan keluarganya. Saya tahu bahwa sebagian besar staf Departemen Kesehatan Inggris, termasuk banyak yang di Rumah Sakit Alexandra, akan terkejut mendengar kisah-kisah ini. Saya ingin mendukung mereka untuk memastikan kejadian mengerikan ini tidak terulang," kata Jeremy Hunt, Sekretaris Departemen Kesehatan Inggris.
Sumber