Semua negara menempatkan
sektor transportasi sebagai salah satu sektor yang prioritas dan perlu berbagai
upaya untuk proses pengembangannya, termasuk Indonesia.
Kondisi demografi Indonesia
yang berbentuk kepulauan membuat pemerintah mengandalkan sarana transportasi
udara sebagai solusi untuk keterhubungan antar wilayah.
Rendahnya tingkat
keterhubungan antar wilayah di Indonesia menjadi masalah distribusi logistik di
wilayah-wilayah terluar, sehingga pertumbuhan perekonomian pun menjadi
terhambat.
Pengembangan dan pembangunan
bandara baru adalah jawaban untuk meningkatkan kualitas infrastruktur
transportasi di dalam negeri.
Industri penerbangan
nasional memang tengah menggeliat di tengah semakin kuatnya perekonomian
nasional dan makin besarnya kelompok masyarakat kelas menengah. Kelompok
masyarakat ini mulai menjatuhkan pilihan pada transportasi udara manakala ingin
berpergian ke luar pulau, bahkan luar kota.
Untuk mendukung makin
tingginya geliat industri penerbangan nasional, otoritas bandara, dalam hal ini
PT Angkasa Pura II dan Angkasa Pura I pun mulai berbenah diri. Otoritas bandara
berlomba-lomba mempercantik bandara lama sekaligus menghadirkan beberapa
bandara baru pada tahun ini.
PT Angkasa Pura II (AP II)
berencana mengembangkan bandara yang dikelolanya untuk menjadi perusahaan world
class company atau bandara berkelas dunia. Fokus utama AP II adalah
meningkatkan kapasitas terminal penumpang, berikut segala fasilitas penunjang
lain seperti apron, runway, serta aksesibilitas. Dari semua itu, hanya ada satu
target utama, yaitu terpenuhinya standar kualitas pelayanan terhadap pengguna
jasa.
Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku mempunyai mimpi 'menyulap' bandara di
Indonesia benar-benar menjadi bandara berkelas internasional layaknya
bandara-bandara di Amerika seperti Bandara Internasional John F Kennedy atau
Bandara Internasional Los Angeles. Minimal, sekelas bandara internasional
Hongkong.
Pemerintah memperhitungkan,
investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu bandara baru mencapai Rp 50
miliar. Pendanaan tersebut setidaknya untuk keperluan pengerjaan 2 hingga 3
tahun.
Tahun ini, beberapa bandara
di Indonesia mulai dibangun dan dikembangkan. Langkah ini sebagai bagian dari
merealisasikan keterhubungan antar wilayah di Indonesia. Berikut beberapa
bandara ternama di Indonesia yang baru lahir maupun yang tengah dipercantik pada
tahun ini.
1. Bandara Kuala Namu
Bandara ini digadang-gadang
sebagai bandara tercanggih dan akan menggantikan Bandara Polonia, Medan.
Bandara Kuala Namu terletak di atas lahan seluas 1.365 ha dan akan memiliki
terminal penumpang seluas 86,000 m2.
PT Angkasa Pura II (AP II)
menargetkan Bandara Kuala Namu yang terletak di Deli Serdang, Sumatera Utara
ini resmi beroperasi tahun depan. Pengerjaannya pun saat ini sudah hampir
rampung. Bandara ini diharapkan bisa menampung 8,1 juta penumpang per tahun.
Bandara Kuala Namu bakal
memiliki dua landasan pacu (runway) dan landasan parkir pesawat (apron) seluas
30 hektare (ha) dengan kapasitas maksimal 33 pesawat. Bandara ini juga akan
memiliki Terminal kargo seluas 13.000 meter persegi dengan kapasitas parkir
tiga pesawat setiap harinya.
Untuk akses, bandara Kuala
Namu dilengkapi dengan sepuluh gerbang masuk dan didukung oleh akses jalan tol
dan kereta api khusus bandara.
Otoritas bandara membutuhkan
dana besar untuk menghadirkan bandara Kuala Namu. Angkasa Pura II selaku
operator bandara membutuhkan dana Rp 4,74 triliun, di mana Rp 1,81 triliun
diperoleh dari kas perseroan, sisanya dari APBN sebesar Rp 2,93 triliun.
2. Bandara Ngurah Rai
Bandara Ngurah Rai, Bali
adalah pintu masuk terbesar wisatawan asing ke Indonesia. Namun, kapasitas dan
kualitasnya kerap dikeluhkan wisatawan. Maka, terhitung mulai 22 Desember 2012,
para penumpang penerbangan domestik pesawat dari bandara Ngurah Rai akan dipindahkan
ke terminal darurat
Terminal darurat ini hanya
bersifat sementara karena terminal yang lama akan dirombak dan dijadikan
terminal baru.
Semua layanan di bandara
baru nantinya akan ditempatkan sementara di tempat darurat sebelum bandara
permanen yang baru selesai. Tempat darurat ini nantinya akan menjadi tempat
kedatangan penumpang yang sekarang dipinjamkan untuk pemberangkatan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan
menargetkan pembangunan bandara baru Ngurah Rai akan rampung pada Mei 2013.
Setelah selesai, bandara ini digadang-gadang akan mengalahkan teknologi bandara
Soekarno Hatta, bahkan akan memenuhi standar Amerika. Semisal peralatan untuk
bagasi.
Bandara baru Ngurah Rai ini
nantinya akan menggunakan konsep modern yang masih tetap mempertahankan sentuhan
arsitek khas Bali. Selain itu bandara baru Ngurah Rai yang merelokasi bandara
lama ini akan diperbesar antara lain terminal domestik akan diperbesar sebanyak
2 kali lipat luas saat ini.
Direktur Utama PT Angkasa
Pura I Tommy Soetomo mengatakan, dalam pengerjaannya, proyek pengembangan
bandara ini dibagi menjadi tiga paket untuk memudahkan mengetahui
perkembangannya. Paket pertama terdiri dari area parkir sementara, jalan akses
permanen, gerbang tol sementara, shelter dan koridor, serta gedung kargo internasional.
Biaya pembangunan bandara tersebut dikatakan mencapai Rp 2,6 triliun.
Paket kedua terdiri dari
gedung terpadu, gedung parkir, kompleks sekolah, promenade, dan Aerofood
Catering Service (ACS). Kompleks sekolah untuk siswa taman kanak-kanak, sekolah
dasar, dan sekolah menengah pertama sudah selesai 100 persen. Sementara paket
ketiga adalah inti dari seluruh pengembangan bandara, yaitu pembangunan
terminal internasional.
3. Bandara Kalimarau
Jumlah penumpang pesawat
tujuan Kabupaten Berau meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penumpang
rata-rata mencapai 800-1.000 orang per hari.
Sadar dengan kondisi
tersebut, Bandara Kalimarau pun mulai berbenah diri. Bandara yang dalam
pengembangannya didanai dengan APBD Kabupaten Berau senilai Rp 450 miliar ini
resmi beroperasi awal Desember 2012.
Bandara Kalimarau memiliki
panjang landasan pacu 2.250 meter dengan lebar 30 meter dilengkapi dengan 2
garbarata. Rencananya, lebar landasan pacu akan ditambah 45
meter. Sejumlah maskapai penerbangan nasional telah mendarat di Bandara
Kalimarau. Sebut saja maskapai Batavia Air, Sriwijaya Air, Trigana Air dan
Kalstar.
Untuk jenis pesawatnya pun
beragam mulai ATR-42 hingga pesawat berbadan lebar jenis Boeing yakni 737-200,
737-300 hingga Boeing 737-500.
4. Bandara Marinda Raja
Ampat
Tahun ini, ada kabar gembira
dari ujung timur Indonesia. Kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat memiliki
bandara. Kehadiran bandara ini diyakini akan mempermudah dan semakin menarik
minat wisatawan menjelajah wilayah ini.
Bertepatan dengan ulang
tahun Kabupaten Raja Ampat yang ke-9 pada Mei 2012 lalu, bandara yang bernama
Bandara Marinda ini diresmikan.
Bandara Marinda diresmikan
oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Gubernur Papua Barat Abraham O
Atururi.
Landasan pacu Bandara
Marinda yang saat ini sepanjang 1.200 meter nantinya akan diperpanjang hingga
2.000 meter. Dengan tujuan nantinya pesawat berbadan lebar bisa mendarat di
bandara ini.
Sejauh ini, Bandara Marinda
baru bisa didarati oleh pesawat jenis ATR-42, DHC-7, Cassa 212, pesawat
Hercules 130, dan ATR-72.
5. Bandara Soekarno Hatta
Salah satu bandara
internasional yang dipercantik adalah Bandara Soekarno Hatta. Pengembangan dan
perluasan bandara ini tidak bisa ditawar lagi. Sebab, bandara ini menyandang
predikat sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia.
Kapasitas bandara ini juga
sudah over load, sehingga muncul wacana untuk membangun bandara baru untuk
mengurangi beban Bandara Soekarno Hatta.
Bandara Soekarno Hatta mulai
berbenah Agustus 2012. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan dimulainya
program pengembangan Bandara Soekarno Hatta.
Proses ground breaking ini
akan menjadikan bandara sebagai sebuah kawasan Aerotropolis. Diharapkan
kapasitas bandara meningkat menjadi 62 juta pergerakan per tahun yang
ditargetkan akan terealisasi akhir 2014.
Pengembangan bandara merupakan
jawaban keterbatasan kapasitas. Saat ini daya tampung sebesar 22 juta
pergerakan penumpang per tahun dan melayani 51,5 juta pergerakan tahun 2011.
Sebelum dilakukan ground
breaking, Angkasa Pura II telah melakukan pelebaran akses jalan utama P1 dan
P2, melakukan perluasan apron dan membuat high speed rapid exit taxyway serta
meningkatkan kapasitas parkir kendaraan pengantar dan penjemput di terminal
satu dan dua.
Grand Design atau rencana
induk baru ini telah mendapatkan persetujuan pemerintah dalam rapat yang
dipimpin Wakil Presiden Boediono ada 24 Oktober 2010. Pada tahap awal Angkasa
Pura II akan memulai pembangunan dengan meningkatkan kapasitas terminal tiga.
Tahap pertama pengembangan
bandara internasional Soekarno-Hatta telah dimulai tahun ini dan terus
berlangsung hingga 2014. Proses pengerjaannya sendiri akan mencangkup 3
terminal dan 2 landasan pacu.
Dari hasil hitungan
pemerintah dan otoritas bandara, sesuai grand desain pengembangan Bandara
hingga 2020 mendatang, diperkirakan memakan dana hingga Rp 26,25 triliun. SBY
menginginkan seluruh dana pembangunan bisa dibiayai oleh BUMN.
Dengan demikian, anggaran
pemerintah bisa digunakan pada fasilitas penunjang lainnya. Hasil hitungan PT
Angkasa Pura II, dana yang dibutuhkan untuk tahap awal pengembangan Bandara
Soekarno Hatta (hingga 2014) sebesar Rp 7,6 triliun.
Otoritas bandara telah
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun untuk meningkatkan daya tampung
Terminal I. Untuk Terminal II dialokasikan dana sebesar Rp 1,1 triliun.
Sedangkan untuk mengembangkan Terminal III yang daya tampungnya menjadi 25 juta
penumpang per tahun membutuhkan dana sebesar Rp 4,8 triliun.
Meskipun ingin berkelas
internasional dan berambisi mengalahkan Eropa dan Amerika, Bandara Soekarno
Hatta tetap mempertahankan citarasa tradisional dalam pengembangannya.
semoga aja fasilitas bandara nya juga bisa lebih baik, gak cuma luasnya.
BalasHapusvisit and follow back my blog ya.. http://fajrimotivator.blogspot.com/
jangan lupa kasih komen juga.