Penggunaan "Hastag" di Larang di Prancis



Keberadaan Twitter memang mengubah cara berkomunikasi orang-orang di seluruh dunia. Hal ini juga menjadi perhatian pemerintah Perancis yang mengkhawatirkan hashtag "#" di Twitter akan membuat bahasa Perancis terkikis. Itu sebabnya kemudian pemerintah melarang penggunaan hashtag dengan bahasa Inggris. 

Pemerintah kini telah memutuskan bahwa kata Perancis "mot-diese" harus ditulis ketika simbol '#' muncul di media cetak. "Istilah bahasa Inggris sebisa mungkin diganti dengan istilah Perancis 'mot-diese' dan untuk bentuk jamaknya adalah mots-diese," tulis jurnal resmi pemerintah. 

Sehingga pemerintah kini juga melarang penggunaan hashtag dari semua dokumen resmi agar bahasa Perancis terlindungi. Media-media dan guru sekolah juga telah diperintahkan mengurangi penggunaan bahasa Inggris. 

Tentu saja anjuran pemerintah ini menimbulkan perdebatan di Twitter yang telah terbiasa dengan hashtag bahasa Inggris. Mereka mengeluhkan bagaimana bisa membuat hashtag dengan "mot-diese" karena memiliki tanda penghubung minus. Pasalnya, penggunaan bahasa Perancis tidak bisa berfungsi utuh di hashtag, misalnya kata "mot-diese" bakal terpotong hanya menjadi "mot". 

Beberapa penutur bahasa Inggris juga menganggap peraturan baru ini sebagai "mem-Perancis-kan bahasa Inggris"."Perancis gagal untuk mempromosikan bahasa sendiri, dan tampaknya ada sangat sedikit peminat dalam melakukannya," sindir seorang ahli bahasa. 

Comments
0 Comments

Belum ada komentar untuk "Penggunaan "Hastag" di Larang di Prancis"

Posting Komentar


Komentar Yang Bersifat Provokasi, Pornografi, Pelecehan dan Promosi Tidak Akan di Muat

Terimakasih