Menyaksikan kelucuan dan kegirangan cucu dan cicit merupakan dambaan bagi semua nenek. Namun, hal ini tak berlaku bagi Nenek Pawennai yang telah uzur.
Di usianya yang sudah melebihi 100 tahun, Pawennai harus tinggal di gubuk kecil di tengah kebun pisang yang terletak di belakang Kantor Desa Patila, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Nenek Pawennai yang memiliki empat anak dan belasan cucu hingga cicit dan buyut ini hanya tinggal bersama anak bungsunya bernama Naima (65) di sebuah gubuk kecil berukuran 3 x 4 meter. Di gubuk inilah Nenek Pawennai mendapatkan perawatan seadanya lantaran indera penglihatan dan pendengarannya tak lagi berfungsi akibat dimakan usia.
Meski demkian, Nenek Pawennai tetap bisa merawat dirinya dengan mandi air hangat setiap hari. Untuk makan sehari-hari, Nenek Pawennai terkadang harus mengharapkan belas kasihan para penduduk yang tinggal tak jauh dari kebun pisang yang ditempatinya.
"Anaknya saja itu yang bungsu yang rawat karena dia kan perawan tua, jadi tidak ada suaminya. Jadi dia yang rawat mamanya. Biasa kita yang bawakan nasi sama biskuit," ujar Rosmiati, warga setempat. Kamis (30/8/2012).
Saat ditanyakan ke mana semua anak dan cucunya, Naima menyatakan bahwa semuanya ada, dan terkadang mereka datang menengok.
"Ada yang tinggal di sana, dan ada juga yang di Sidrap. Mereka sekali-sekali saja datang membesuk," ungkap Naima.