Remaja aktivis Malala Yousafzai masuk dalam bursa
calon peraih Nobel Perdamaian 2013. Malala adalah gadis Pakistan berusia 14
tahun yang ditembak Taliban pada Oktober tahun lalu karena usahanya dalam
memperjuangkan dan memajukan hak perempuan dalam bidang pendidikan.
Pencalonan nama-nama kandidat peraih Nobel Perdamaian dilakukan pada Jumat 1 Februari 2013 kemarin. Selain Malala, sejumlah aktivis blok Komunis masa perang dingin masuk nominasi. Peraih penghargaan ini sendiri akan diumumkan pada Oktober mendatang.
"Penghargaan untuk Malala bukan hanya tepat waktu dan pas untuk meraih penghargaan hak asasi manusia dan demokrasi, tapi juga akan membuat anak-anak dan pendidikan berada pada agenda perdamaian dan konflik," kata kepala Peace Research Institute of Oslo, Kristian Berg Harpviken, dalam pengumuman para nomine, di Oslo, Norwegia.
Malala, lahir pada 12 Juli 1997, adalah seorang siswi yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Ia merupakan seorang aktivis muda yang ingin memperjuangkan dan memajukan hak wanita dalam bidang pendidikan.
Gadis ini tinggal dan bersekolah di lingkungan yang dikuasai Taliban, kelompok militan yang ingin menerapkan hukum syariat di Pakistan. Taliban melarang perempuan bersekolah. Mereka bahkan memaksa agar sekolah-sekolah perempuan ditutup. Jika tidak, mereka akan menghancurkan sekolah-sekolah tersebut. Hal ini menarik Malala untuk memperjuangkan hak pendidikan para perempuan.
Pada 9 Oktober 2012, Taliban melakukan serangan terhadap Malala. Dia ditembak. Upaya pembunuhan ini dilakukan Taliban saat Malala berada dalam sebuah bus. Dia terkena tembakan di bagian kepala dan leher. Namun, nyawa Malala bisa diselamatkan. Berita tertembaknya Malala sempat menghebohkan dunia.
Pencalonan nama-nama kandidat peraih Nobel Perdamaian dilakukan pada Jumat 1 Februari 2013 kemarin. Selain Malala, sejumlah aktivis blok Komunis masa perang dingin masuk nominasi. Peraih penghargaan ini sendiri akan diumumkan pada Oktober mendatang.
"Penghargaan untuk Malala bukan hanya tepat waktu dan pas untuk meraih penghargaan hak asasi manusia dan demokrasi, tapi juga akan membuat anak-anak dan pendidikan berada pada agenda perdamaian dan konflik," kata kepala Peace Research Institute of Oslo, Kristian Berg Harpviken, dalam pengumuman para nomine, di Oslo, Norwegia.
Malala, lahir pada 12 Juli 1997, adalah seorang siswi yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Ia merupakan seorang aktivis muda yang ingin memperjuangkan dan memajukan hak wanita dalam bidang pendidikan.
Gadis ini tinggal dan bersekolah di lingkungan yang dikuasai Taliban, kelompok militan yang ingin menerapkan hukum syariat di Pakistan. Taliban melarang perempuan bersekolah. Mereka bahkan memaksa agar sekolah-sekolah perempuan ditutup. Jika tidak, mereka akan menghancurkan sekolah-sekolah tersebut. Hal ini menarik Malala untuk memperjuangkan hak pendidikan para perempuan.
Pada 9 Oktober 2012, Taliban melakukan serangan terhadap Malala. Dia ditembak. Upaya pembunuhan ini dilakukan Taliban saat Malala berada dalam sebuah bus. Dia terkena tembakan di bagian kepala dan leher. Namun, nyawa Malala bisa diselamatkan. Berita tertembaknya Malala sempat menghebohkan dunia.